Pergeseran
bahasa (language shift) terjadi saat
hilangnya suatu bahasa karena faktor-faktor tertentu, misalnya masuknya bahasa
baru yang mendominasi atau masuknya sekelompok orang ke wilayah lain yang sudah
memiliki bahasa dominan. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada Bahasa Jawa
di daerah Brebes yang bersebelahan dengan banyak bahasa disekitarnya seperti
bahasa Sunda, bahasa Jawa dialek Tegal dan dialek Banyumas. Hal ini membuat
Brebes menjadi wilayah multietnik dan juga memunculkan perpaduan bahasa seperti
Bahasa Jawa dan Sunda. Pergeseran bahasa yang mungkin terjadi adalah
bergesernya bahasa daerah ke bahasa nasional kemudian ke bahasa asing.
Bahasa yang digunakan dalam suatu
masyarakat selalu bervariasi karena bahasa yang digunakan tersebut digunakan
dalam peran sosial yang berkaitan dengan aspek sosial. Pemakaian variasi bahasa
ini dikendalikan oleh faktor sosial, budaya dan situasi. Pemakaian bahasa selalu
berubah-ubah berdasarkan perubahan unsur konteks sosial budaya. Ada beberapa
sebab terjadinya language shift,
diantaranya yaitu masuknya bahasa baru ke dalam suatu kelompok yang tidak dapat
mempertahankan bahasanya, masuknya sekelompok orang ke wilayah baru yang
mengharuskan mereka berkomunikasi dengan bahasa baru, adanya orang-orang yang
datang ke suatu tempat untuk belajar, serta faktor indurtialisasi dan
urbanisasi. Faktor penyebab yang lain adalah jumlah, penutur, konsentrasi
pemukiman, usia, gender, urusan sosial, politik, ekonomi, serta pendidikan.
Dalam ranah keluarga, terjadi
pergeseran bahasa Jawa di Brebes yaitu terjadi perbedaan dalam hubungan suami
ke istri, istri ke suami, orang tua ke anak, anak ke orang tua dan antar anak. Dalam
kasus suami beretnis Jawa dan istri beretnis Sunda, sang suami cenderung
menggunakan Bahasa Sunda Kasar karena lebih memudahkan istri untuk mengerti
maksud suami dan interaksi terkesan lebih santai dan akrab. Dalam hubungan
orang tua ke anak, mereka cenderung menggunakan Bahasa Sunda Kasar, hanya 4
dari 25 orang yang menggunakan Bahasa Jawa ngoko yang kadang dicampur dengan
Bahasa Sunda. Dalam hubungan anak ke orang tua, mereka cenderung menggunakan
Bahasa Sunda Kasar dan kadang beralih ke Bahasa Indonesia ragam non formal.
Dalam hubungan antar anak
biasanya menggunakan Bahasa Sunda Kasar yang kadang beralih kode ke Bahasa
Indonesia, dalam kasus ini Bahasa Jawa sama sekali tidak digunakan. Secara
keseluruhan, terjadi pergeseran bahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Sunda Kasar,
dan perubahan ini tidak hanya terjadi di lingkungan perkotaan tetapi juga
merata sampai ke desa. Pergeseran bahasa yang terjadi di Brebes ini terjadi
karena faktor situasi, latar belakang etnik, kemampuan bahasa, hubungan
kekerabatan, dan topik pembicaraan. Dalam ranah keluarga, karena mereka lebih
suka pembicaraan yang akrab dan non-formal mereka memilih Bahasa Sunda Kasar
sebagai bahasa komunikasi antar keluarga.
No comments:
Post a Comment