expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Thursday, August 6, 2015

Alih Kode dan Campur Kode dalam Siaran Radio


Alih kode (code shifting) adalah peralihan suatu kode ke kode yang lain yang dapat berupa alih variasi, alih ragam, alih gaya atau alih register. Perubahan alih kode adalah pergantian dua bahasa /lebih, beberapa variasi dalam satu bahasa, atau beberapa gaya dari suatu ragam. Peralihan ini terjadi karena menyesuaikan situasi yang relevan. Alih kode ada dua jenis, yang pertama yaitu alih kode intern yang memungkinkan perubahan bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, antar dialek dalam satu bahasa daerah, maupun gaya yang ada dalam satu dialek. Alih kode selanjutnya yaitu alih kode ekstern  yang terjadi antara bahasa asing dan bahasa asli. Alih kode terjadi karena faktor penutur, lawan tutur, hadirnya penutur ke 3, pokok pembicaraan, menciptakan humor ataupun gengsi.
Campur kode (code mixing) ada dua macam yaitu campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Campur kode ke dalam manyisipkan unsur-unsur yang bersumber dari bahasa asli serta variasinya. Sedangkan campur kode ke luar menyisipkan unsur-unsur yang bersumber dari bahasa asing.
Penguasaan dua bahasa atau bilingual tidak hanya diukur dari segi grammatical, lexical, semantik tapi juga penguasaan dialek dan ragam didalam bahasanya. Saat siaran radio, alih kode terjadi karena ada pergantian topik pembicaraan misal saat memutar lagu kemudian dia memberitakan berita atas peristiwa tertentu. Pergantian tersebut adalah perbedaan ragam bahasa dari informal ke formal yang masih dalam satu bahasa yang sama. Alih kode bahasa Inggris ke Indonesia juga terjadi dengan alasan memudahkan pendengar yang mungkin tidak tahu artinya akan tetap dapat menerima informasi.

Campur kode ke luar yang terjadi dalam siaran radio tersebut adalah penggunaan beberapa sisipan frasa atau klausa Bahasa Inggris dalam ujaran Bahasa Indonesia. Campur kode yang muncul ini ditujukan untuk menambah kesan berpendidikan derta meningkatkan gengsi. Contoh kasus campur kode ke dalam adalah saat penyiar menyisipkan Bahasa Jawa dalam ujaran Bahasa Indonesia yang ditujukan untuk menyampaikan humor. Penyampaian Bahasa Jawa disini juga dibarengi dengan diaek jawa yang kental, karena setiap budaya ataupun bahasa mempunyai kadar lucu yang berbeda-beda. 

No comments:

Post a Comment